Sabtu, April 4

Belajar bahasa dengan menggabungkan 2 subtitle pada Film



Harus ada KMPlayer ya...

Pada gambar di atas, secara default kamu hanya menemui subtitle dalam satu bahasa saja, yaitu bahasa Indonesia. Kamu dapat menambahkan subtitle bahasa Inggris yang telah kamu download dengan cara:

1. Klik kanan layar KMPlayer dan kamu akan menemui pop-up seperti pada gambar di bawah ini.



Subtitles - Subtitle Languages - 2nd Subtitle - Load Subtitle


Nanti akan kalian melihat 2 subtitle dan 1 film yang akan kalian tonton, contohnya seperti pada gambar di bawah ini.


Untuk mengatur warna font, posisi font dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan subtitle bisa kalian atur sendiri di :

Options - Preferences




Mudah bukan, pada awalnya kalian memang akan merasa tidak nyaman dan kebingungan melihat tampilan 2 subtitle bahasa pada film yang sedang ditonton. Mungkin karena belum terbiasa, namun seiring berjalannya waktu nanti bakal terbiasa kok dan malah bikin ketagihan. Halah.

Jumat, April 3

Mari ikuti jejak Soe Hok Gie untuk belajar menjadi Pemuda yang berkualitas

Sebagai anak muda Indonesia, kamu sering kehilangan arah nggak sih saat ingin menentukan siapa yang pantas jadi panutan hidup? Tokoh-tokoh besar yang tampak bijaksana, ternyata jadi tersangka kasus korupsi. Mereka yang muda dan banyak berkeliaran di layar kaca, bercerita soal cinta yang tidak membumi. Tidak adakah pemuda Indonesia yang bisa diteladani?

Eits, jangan salah. Kita pernah punya anak muda berkualitas yang layak dijadikan role model. Dia adalah pria keturunan Cina pribumi, bernama Soe Hok Gie. Walau sudah kembali ke pangkuan Tuhan pada tahun 1969, semua yang pernah dia lakukan masih sangat relevan untuk kita contoh hari ini. Dari Gie kamu bisa belajar tentang hidup yang sebenarnya. Dia punya otak, nyali, idealisme juga kisah cinta yang tak kalah manis.

1. Gie Mengambil Jurusan Sesuai Renjana (passion) yang Gak Mainstream

                                                  Mengambil jurusan sastra di UI
Kamu baru mau kuliah? Mau ambil jurusan apa, hayo? Apakah kamu termasuk anak muda yang percaya jika jurusan yang bisa memberikan kehidupan yang baik itu hanya ada 3 di muka bumi: Kedokteran, Teknik, Hukum? Gie akan memberikan kamu pandangan baru: kamu bisa berhasil jika mengikuti panggilan hati untuk menentukan jurusan.

Gie adalah mahasiswa Universitas Indonesia, Fakultas Sastra, Jurusan Sejarah. Bahkan sampai saat ini mahasiswa Jurusan Sastra masih sering dicemooh karena dianggap akan sulit mencari pekerjaan, bukan? Kecintaan Gie pada sastra tidak bisa dipisahkan dari kehidupan keluarganya. Ayahnya, Soe Li Pit adalah seorang novelis. Ia dan kakaknya (budayawan, filsuf, dan dosen Australian National University Arief Budiman) banyak menghabiskan waktu untuk membaca di perpustakaan umum sejak mereka masih kecil.

Tjerita Dari Blora, Pramoedya

Semasa SMP, Gie sudah membaca buku langka karangan Pramoedya Ananta Toer yang berjudul “Cerita Dari Blora”. Masuk ke SMA, Gie memilih untuk konsisten menekuni jalur sastra. Ia masuk ke SMA Kolese Kanisius dengan mengambil Jurusan Sastra. Tidak peduli kakaknya masuk ke Jurusan Ilmu Alam yang lebih bergengsi.

Keberhasilan Gie menyuarakan opininya lewat berbagai esai kritis jadi bukti pentingnya menuruti panggilan hatimu. Gak usah dengerin apa kata orang kalau mereka bilang pilihan jurusanmu nggak akan bisa menghidupimu kelak. Mutiara akan tetap jadi mutiara kok, dimanapun dia diletakkan.

2. Selalu Menyatakan Keberpihakan

Terus menunjukkan keberpihakan

Gie tidak pernah memilih hidup di arena abu-abu. Ia selalu menyatakan keberpihakannya dalam setiap isu. Bahkan waktu SMP dia pernah tidak naik kelas karena berani mengungkapkan pendapatnya pada guru. Dihadapkan pada otoritas, Gie tidak menyerah. Karena merasa benar, ia memilih untuk pindah sekolah.

“Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan”

Kutipan kata-kata Gie diatas memang benar-benar jadi pedomannya selama hidup. Semasa kuliah Gie jadi aktivis yang sangat vokal untuk menentang upaya hegemoni Orde Lama. Dia menggalakkan forum diskusi dan klub film di UI. Gie pun memilih untuk menulis bagi surat kabar yang beraliran kiri.

Pandangan Gie terhadap otoritas guru

Keberanian Gie membuatnya jadi salah satu aktivis paling dicari pada masa pemerintahan Soekarno. Gie dianggap terlalu berani melawan penguasa. Bahkan ibu dan kakaknya tidak bisa memahami mengapa Gie harus segetol itu menunjukkan sikapnya yang berseberangan. Beberapa rekannya juga menjauh, karena enggan dianggap sama vokalnya. Gie tidak gentar menghadapi semua itu.

Soe Hok Gie dengan gagah menunjukkan keberaniannya. Tidak peduli apapun yang harus dihadapi, ia hanya enggan apatis. Baginya menyatakan keberpihakan adalah bentuk kebebasan hakiki dari penjajahan. Dalam hidup, seseorang memang harus memilih. Atau tidak akan menjadi apa-apa.

Aktivis mahasiswa yang vokal

“Hanya ada 2 pilihan, menjadi apatis atau mengikuti arus. Tetapi aku memilih untuk jadi manusia merdeka.“


3. Mencintai Indonesia Dengan Mengakrabi Setiap Jengkal Tanahnya

Gie (kanan), Herman Lantang dan Idhan Lubis

Gie jadi salah satu pendiri Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Universitas Indonesia. Salah satu kegiatan utama Mapala UI adalah naik gunung. Berbeda dari yang biasa dilakukan anak-anak muda sekarang, naik gunung buat foto-foto karena demam Film5 cm — naik gunung di jaman Gie itu ibarat perang.

Belum ada trek yang jelas bagi pendaki. Tim pendakian harus memotong semak belukar untuk membuka jalur. Tidak ada keril yang ringan seperti sekarang. Mereka harus membawa ransel rangka alumunium bekas pengangkut barang tentara yang kasar dan berat. Alat-alat keselamatan seperti kantung tidur, webbing dan pakaian berlapis polar juga belum ditemukan.

Dalam catatan hariannya yang kemudian dibukukan dan kita kenal sebagai “Catatan Harian Seorang Demonstran” — Gie mengutip perkataan penyair Amerika Walt Whitman untuk menjelaskan mengapa ia dan kawan-kawannya perlu naik gunung:

“Now I see the secret of the making of the best person. It is to grow in the open air and to eat and sleep with the earth”

Gie di Lembah Mandalawangi, Gunung Pangrango

Gie memang sangat mencintai alam. Dia bahkan khusus menulis sajak bagi Lembah Mandalawangi di Gunung Pangrango. Bagi Gie, tidak akan ada kecintaan yang timbul tanpa pernah menginjakkan kaki di atasnya. Slogan-slogan manis tentang cinta tanah air adalah omong kosong baginya. Kata Gie,



“Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”
Kamu yang udah traveling keliling Eropa tapi belum pernah menginjakkan kaki di Mahameru, malu gak kalau menilik apa yang sudah dilakukan Gie?

4. Elegan Menghadapi Patah Hati

Penggambaran kisah cinta Gie di film

Walau terkesan gahar sebagai aktivis yang keras menyuarakan kepentingan rakyat, ternyata Gie punya sisi manis yang tetap dekat dengan sastra. Tidak hanya pandai menulis esai opini, ia pun pandai menyusun rima dalam kata-kata. Yup, siapa sangka pria se-lakik Gie ternyata adalah seorang penyair?

Puisinya, “Sebuah Tanya” barangkali jadi salah satu potongan sajak yang paling dikenal oleh anak muda masa kini:

“apakah kau masih akan berkata



kudengar derap jantungmu



kita begitu berbeda dalam semua


kecuali dalam cinta”

Masih kurang romantis? Ayo kita baca puisi Gie yang ditulis pada tahun 1969:


“Tapi aku ingin mati di sisimu, manisku



Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya



Tentang tujuan hidup yang tak satupun setan yang tahu


…… kita tak pernah menanamkan apa-apa, kita tak ‘kan pernah kehilangan apa-apa”


Ker, “cinta lama” Soe Hok Gie


Puisi tersebut konon ditulis Gie pasca galau karena bingung bagaimana harus mengungkapkan perasaan pada Ker (Kartini Sjahrir). Kisah cinta Gie memang agak misterius. Dia dikenal banyak memiliki teman dekat wanita, namun hanya Ker lah yang membuat Gie bimbang. Pada akhirnya Gie tidak pernah mengungkapkan perasaannya pada Ker. Teman dekat Gie, Ciil (Sjahrir) yang justru menikah dengan Ker.

Gie menunjukkan bahwa tidak semua perasaan harus diungkapkan ke publik. Ia memilih menyimpan rasa yang paling privat itu untuk diri sendiri dengan menuangkannya lewat sajak.

“Yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan adalah dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan”

Pernah merasakan cinta yang dalam dan tulus sudah cukup bagi Gie. Tidak bisa mendapatkan balasan yang diharapkan juga dihadapinya dengan gagah dan tidak menye-menye. Kalau Gie masih hidup sampai era Twitter, kamu tidak akan mendapati tweet galau dari akunnya. Alih-alih nge-tweet galau, patah hati justru bisa diraciknya jadi kata-kata puitis nan manis.

5. Mati Terhormat Dengan Indah

Semeru, tempat Gie wafat

Entah ada hubungannya atau tidak dengan kematian dramatisnya di Gunung Semeru, semasa hidup Gie memang dikenal ingin mati muda. Dalam “Catatan Seorang Demonstran” Gie menunjukkan bahwa ia sepakat dengan perkataan seorang filsuf Yunani:

“Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan tersial adalah umur tua”

Gie meninggal saat mendaki puncak Mahameru, puncak tertinggi Pulau Jawa tepat sehari sebelum ulang tahunnya yang ke 27 tahun. Kematian Gie hingga saat ini belum bisa ditentukan secara pasti penyebabnya.

Memorial Soe Hok Gie di Mahameru

Ada yang mengatakan bahwa Gie meninggal karena menghirup zat beracun dari kawah Jonggring Saloka, Semeru. Ada pula yang berpendapat bahwa kematian Gie memang telah direncanakan. Agar ia tak lagi merecoki pemerintahan Soekarno dengan kritik pedasnya.

Gie memang sudah pergi. Namun semangat dan perjuangannya akan terus terkenang di hati. Gie adalah bukti bahwa Indonesia pernah punya anak muda yang gigih memperjuangkan keyakinan dan mimpi. Dibalik carut marut negeri, ibu pertiwi pernah melahirkan pria sebaik Soe Hok Gie. Bukan tak mungkin Gie-Gie lain akan segera lahir kembali, dari kita.

“Selamat jalan, Gie. Cita-citamu untuk mati muda telah tercapai. Berbahagialah, dalam ketiadaanmu.”

Artikel ini ditulis dengan menggunakan buku "Catatan Seorang Demonstran""Soe Hok Gie: Sekali Lagi" sebagai referensi.

Rabu, April 1

Generasi Hancur Penerus Bangsa Zaman Modern di Indonesia

INTERMEZO DULU


Pernah mendengar perkataan bung karno yang ini? "Beri Aku 1000 Orang Tua, Niscaya Akan Kucabut Semeru Dari Akarnya, Beri Aku 10 Pemuda, Niscaya Akan Kuguncang Dunia". Mungkin jika bung Karno Melihat pemuda saat ini, akan berbeda perkataan beliau itu. Sadar Atau tidak sadar generasi saat ini, adalah generasi yang akan memimpin bangsa kedepannya. Sadar atau tidak sadar kelakuan generasi saat ini, merupakan cermin bangsa masa depan. Buram atau cemerlangnya bangsa kedepan, dapat dilihat dari buram atau tidaknya generasi sekarang. Dan sayangnya ane menyimpulkan generasi saat ini dominan buramnya. Mari kita lihat apa saja itu.


Generasi Narkoba 


Ane Nyimpulin Seperti ini setalah mendapatkan data yang mengerikan gan . 85% pengguna narkoba di Indoensia adalah Generasi Muda atau setara 6,5 juta orang gan . Selain itu juga sekitar 50% nya itu berstatus mahasiswa atau berstatus sarjana, Padahal mereka berpendidikan . Ane udah ga ngerti lagi ama mereka gan .

Generasi Permissive


Ane mencoaba mengggunakan bahas yang cukup sopan, yaitu Generasi Permissive. Generasi ini maksud sederhanaya yaitu sudah tau salah tapi tetap saja di biarkan yang parah malah ikutan (ane lebih menyorot pada pergaulan bebas). 
Tau gak gan pergaulan bebas di Indonesia udah akut banget, contohnya di bali 25 % kelas 2 SMA pernah berhubungan Sex , Terus juga fenomena hamil diluar nikah sudah banyak terjadi. Masih mending di nikahin, ini malah banyak yang Aborsi . Bahkan yang parahnya, sudah lebih dari 2,5 juta janin yang tidak bersalah meregang nyawa , angka ini jauh lebih besar dari pada Korban perang dunia II yaitu 400 ribu koran.
Free Sex nya udah parah. Selain itu eh malah ada yang namanya Pekaan Kondom Nasional . apaan lagi itu .
Fenomena yang ane sebutin tadi, Hampir Di anggap Wajar oleh generasi kita. Ane bilang hampir, karena masih ada yang cukup cerdas menyadari bahwa hal itu salah 

Generasi instant 


Kenapa generasi instan gan?. Sederhana gan. Generasi kita bawaannya pengen sukses tapi males kerja keras gan . Makanya banyak banget kan dari kita-kita kena penipuan. Semisal bisa ngegandain uang. Terus juga investasi bodong merajalela. Inget gan kata bang Napi KEJAHATAN DI LAKUKAN BUKAN HANYA KARENA NIAT PELAKUNYA TAPI JUGA KARENA KESEMPATAN. Nah Mereka-merka itu memanfaatkan generasi instan kita ini .

Generasi Hedonis 


Genererasi muda sekarang hedonis? setujukah agan?. Begini keadaaanya,
Sadar atau tidak sekarang menjamur tempat-tempat hiburan malam. Mereka menjamur karena genersai kita sukanya hura-hura. 
Sadar atau tidak kita lagi di invasi produk-produk asing, mereka sadar bangsa kita banyak penduduknya,jadi potensi pasarnya cukup besar dan di perparah bangsa kita budanyanya konsumsumen, bukan produsen .
Kurang hedoan apa generasi ini, membeli hal yang tidak perlu, mengikuti mode yang ga jelas, tanpa tau itu sebenarnya apa. Makanya banyak yang rela menjadi PSK agar dapat uang banyak dan bisa FOYA-FOYA .

Generasi Ga Logis 


Kenapa ane bilang begini, Coba liat aja gan. Banyak banget yang mati bunuh diri gara-gara ditolak atau putus cinta (maaf bukannya kurang sopan, tapi masih belum tau aja alasanya). Padahal mungkin kita belum mengerti cinta itu apa . Selain itu juga banyak yang percaya sama dukun sampai paranormal banyak yang mendadak jadi artis .
Tambah lagi nih gan, banyak dari generasi ini itu percaya ramalan bintang. kalau agan cek, itu ramalan bintang pasti bilangnya general banget, jadi kalau pun bener ya emang karena dia ngeramal secara general .

Generasi Vandalis 



Kalau yang ini pasti ga usah di tanyain lagi gan. Tiap hari pasti ada berita tawuran di indonesia, tawuran pelajar lah, mahasiswa la, waraga anatar kampung lah. yang parah. Sampai Anggota Dewan juga memepertontonkan perkelahian di parlemen . 
Mahasiswa yang Demo, niatnya membela rakyat eh tappi sendirinya malah mengganggu rakyat dengan bakar ban lah di jalan, blokir jalan. Bukan nya tidak boleh, hanya saja itu udah melangggar aturan. Kalau kita mau benahi, lakukan dengan cara yang benar 




Bukannya ane bersikap pesimis atau sok menggurui. Tulisan ini timbul akibat keresahan dan kecintaan terhadap indonesia. Semoga dengan tulisan ini kita semua bergerak dan tersadar. Dan Mulai Bergerak untuk indonesia yang lebih baik.
Kalau Kata Anies Baswedan
Indonesia memiliki banyak masalah bukan karena banyaknya orang jahat, tetapi karena orang-orang baik memilih diam dan mendiamkan
Yuk turun Tangan Demi Indoensia yang lebih baik.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda