Tampilkan postingan dengan label :::Motivation:::. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label :::Motivation:::. Tampilkan semua postingan

Sabtu, Januari 6

Jangan Bersedih Jika Mendengar Kata-kata Kasar, Karena Kedengkian Itu Sudah Ada Sejak Dulu



Tamaklah menghimpun keutamaan, dan tekunlah 
abaikan celaan si pendengki. 
Ketahuilah bahwa umur itu adalah saat-saat kebaikan diterima 
dan setelah kematian kedengkian itu terputus dengan sendirinya

        Seorang ulama kontemporer mengatakan, "Kepada orang-orang yang sangat sensitif terhadap kritikan agar mereka menuangkan apa saja yang dingin ke dalam syarafnya pada saat menghadapi kritikan yang pedas dan menyengat."

       Dikatakan, sungguh hebat Allah menempatkan kedengkian itu, la sungguh adil. Berawal dari pertemanan, lalu membunuhnya.

        Al-Mutanabbi mengatakan, 
       "Kenangan seseorang itu adalah umurnya yang kedua, dan keinginannya yang tak 
        kesampaian. Selebihnya adalah kesibukannya."
        
        Sahabat Ali r.a. mengatakan, "Kematian adalah taman yang terjaga ketat."

        Seorang bijak bestari mengatakan, "Seorang pengecut mati beberapa kali. Sedangkan, pemberani hanya mati sekali."

     Jika Allah menginginkan kebaikan pada seorang hamba di saat-saat yang tertekan, maka Dia menjadikan hamba itu mengantuk sebagai wujud penjagaan dari-Nya. Hal yang sama pernah terjadi pada diri Thalhah r.a. pada saat perang Uhud, sebelum perang dimulai. Karena begitu berat kantuknya sampai-sampai pedang yang dipegangnya jatuh beberapa kali.

       Itu sebagai wujud ketenangan dan kedamaian di dalam hati. Namun ada juga kantuk untuk ahli bid'ah. Syabib ibn Yazid merasakan kantuk yang tak tertahankan saat ia sedang menunggang seekor baghlah (hewan peranakan kuda dengan keledai). Dia adalah seorang lelaki yang sangat pemberani. Sedangkan isterinya, bernama Ghazalah, adalah seorang perempuan pemberani yang pernah mengusir Al-Hajjaj.

        Seorang penyair mengatakan,

       "Menjadi singa ketika berhadapan denganku, 
        tapi dalam perang ia menjadi seekor burung yang tak berdaya 
        lari terbirit-birit hanya karena suitan saja. 
        Tidakkah engkau keluar menantang Ghazalah yang sombong 
        atau hatimu dengan dua sayapnya akan segera terbang."

        Allah berfirman,

       "Wahai Muhammad, katakanlah: "Wahai kaum munafik, apakah kalian menantikan nasib buruk bagi kami, kaum mukmin? Padahal kami berada pada salah satu dari dua kebaikan, yaitu menang atau mati syahid. Kami menantikan Allah mengadzab kalian dengan adzab dari sisi-Nya atau melalui tangan-tangan kami. Karena itu, nantikanlah. Kami bersama kalian selalu menanti datangnya adzab Allah kepada kalian." (QS. At-Taubah: 52)

        Firman-Nya yang lain, 

    "Tidak akan ada seorang pun yang mati tanpa izin Allah, karena saat kematian seseorang telah ditetapkan. Siapa saja yang mencari keuntungan dunia, Kami akan memberikan kepadanya sedikit saja. Siapa saja yang menghendaki pahala akhirat, Kami akan memberikan kepadanya sebagian kecil di dunia. Di akhirat kelak, Kami akan memberikan pahala penuh kepada orang-orang yang bersyukur lagi menaati Allah." (QS. Ali 'Imran: 145)

        Seorang penyair lain berkata,

        "Pernah aku bilang pada jiwa, namun malah terbang menjadi bayangan 
        pahlawan, celaka engkau, kenapa tidak memperhatikan 
        Jika kau mohon sehari saja diundurkan dari ketetapan ajal, 
        tak akan dipenuhi.
        Bersabarlah menghadapi maut, bersabarlah 
        toh tak seorang pun mampu menggapai keabadian.
        Pakaian kehidupan itu bukanlah pakaian kekuasaan 
        karena bisa diambil dari seorang saudara yang menginginkan."


        Singkatnya, syair ini berarti bahwa jika ajal telah datang, maka tidak akan diajukan dan tidak akan pula diundurkan walau hanya satu jam.

        Ali ibn Abi Thalib mengatakan,
        "Kapan aku harus lari dari dua hari kematianku, 
        hari yang telah ditentukan atau kah hari yang tidak ditentukan.
        Pada hari yang tidak ditentukan aku tak takut, 
        karena yang telah ditentukan itu tidak bisa diubah dengan kewaspadaan."

Abu Bakar Ash-Shiddiq berkata: "Carilah kematian, niscaya kalian akan diberi kehidupan."

Minggu, Januari 1

Note to Self

Orang kerap kali tak bernalar, tak logis dan egois
Biar begitu, maafkanlah mereka.
Bila engkau berlaku baik, orang mungkin akan menuduhmu menyembunyikan motif egois.
Biar begitu, tetaplah bersikap baik.
Bila engkau jujur dan berterus terang, orang mungkin akan menipumu.
Biar begitu, tetaplah jujur dan berterus terang.
Bila engkau sukses, engkau akan mendapat teman-teman palsu dan teman-teman sejati.
Biar begitu, tetaplah meraih sukses.
Apa yang engkau bangun selama bertahun- tahun, mungkin akan dihancurkan seseorang dalam semalam.
Biar begitu, tetaplah membangun.
Bila engkau menemukan ketenangan dan kebahagiaan, orang mungkin akan iri hati dan dengki.
Biar begitu, tetaplah berbahagia dan temukan kedamaian hati.
Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin akan dilupakan orang keesokan harinya.
Biar begitu, tetaplah lakukan kebaikan.
Berikan pada dunia milikmu yang terbaik, dan mungkin itu tak akan pernah cukup.
Biar begitu tetaplah berikan pada dunia milikmu yang terbaik.
Ketahuilah, pada akhirnya
Sesungguhnya ini semua adalah antara engkau dan Tuhan
Tidak pernah antara engkau dan mereka.





Sabtu, Juni 25

Al-Qur’an menjawab Hati yang Gelisah


Sahabat..
Saat dadamu sesak oleh polusi dunia yg begitu pekat
Al-Qur’an laksana oksigen yg jika kau hirup akan selamat
Ia memberimu manfaat
Menunjukkan solusi yg tepat
Meninggikan derajat
Dan memberikan syafaat

Mari kita lihat bagaimana Al Qur’an menjawab hati yang gelisah.


Manusia Bertanya : Kenapa aku diuji?

Qur’an Menjawab : “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi?” (Lihat QS.Al-Ankabuut : 2).

“Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. (Lihat juga QS.Al-Ankabuut : 3)

Manusia Bertanya : Kenapa aku tidak diuji saja dengan hal-hal yang baik?

Qur’an Menjawab : “…boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (Lihat QS.Al-Baqarah : 216)

Manusia Bertanya : Kenapa aku diberi ujian seberat ini?

Qur’an Menjawab : “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya……….” (Lihat QS.Al-Baqarah : 286)

Manusia Bertanya : Bolehkah aku frustrasi ?

Qur’an Menjawab : “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. (Lihat QS.Ali Imraan : 139)

Manusia Bertanya : Bolehkah aku berputus asa ?

Qur’an Menjawab : “…dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”. (Lihat QS.Yusuf : 87)

Manusia Bertanya : Bagaimana cara menghadapi ujian hidup ini?

Qur’an Menjawab : “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung”. (Lihat QS.Ali Imraan : 200)

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’”. (Lihat QS.Al-Baqarah : 45)

Manusia Bertanya : Bagaimana menguatkan hatiku?

Qur’an Menjawab : “….Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Ilah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal…….” (Lihat QS.At-Taubah : 129)

Manusia Bertanya : Apa yang kudapat dari semua ujian ini?

Qur’an Menjawab : “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan surga – Nya……….” (Lihat QS.At-Taubah : 111)


Subhanallah…
Mari kita berbenah dan terus berbenah untuk mempersembahkan yang terbaik dalam masa hidup kita.
Dengan torehan kemuliaan dan semangat pantang menyerah. Dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun selama Allah menjadi tujuan.
Semoga Bermanfaat....

By Najwa Shihab


Tren itu seperti naik kuda
lebih enak mengikuti saja
kemana pun
arah larinya

Memang mudah
menyusuri arus
kita tinggal ikut
kemana angin berhembus

Itulah syarat sahnya
menjadi trendi
agar tampak dandy
dan serba terkini

Kreatifitas bukan
hal yang utama
ikuti saja
apa yang sudah ada

Inilah ciri orang kebanyakan
tak mau pusing
dengan ide-ide
pembaharuan

Tapi tren pun
mengandung bahaya
mengikutinya membuat
semua tampak serupa

Menjadi pribadi otentik
memang susah 
merawat jati diri
semakin tak mudah

Karena itu
jadilah seorang pembaharu
biar orang lain
yang ikut meniru

Daripada terus mengikuti
tren tanpa henti
sebab hidup bisa habis
tanpa diisi

Minggu, Desember 13

Gambar yang Mengubah Hidup Jutaan Orang

Sangat menginspirasi dan memotivasi untuk segala hal...................


1. Tanpa kegiatan atau kesibukkan, maka malaspun akan tertanam dalam diri kita. Tanpa mimpi, maka kejatuhan akan berakar dalam diri kita. Semakin lama, akarnya akan semakin dalam. Sampai suatu hari bahkan mau berdiri pun sudah sangat sulit. 




2. Dalam hidup ini, setiap orang membutuhkan sahabat yang seperti di gambar ini. Ketika kamu susah, maka aku akan menjadi penopang; ketika aku susah, dia akan menjadi penopang; ketika dia susah, kamu akan menjadi penopang. Kalau kamu memiliki sahabat seperti ini, hidup tidak aka nada penyesalan!




3. Untuk bekerja sama, kita harus melepas keegoisan dan saling menghormati. Untuk bekerja sama seumur hidup, maka harus merubah kebiasaan buruk dan menjadi dewasa bersama. Kalau kamu hanya tau egois dan tidak bisa saling mempersilakan, maka suatu hari kamu pun akan kalah. Entah dalam pekerjaan, pernikaahan, persahabatan, kamu harus belajar menjadi dewasa bersama. 




4. Kadangkala hidup ini ringan atau berat, tergantung dari jalan yang kamu pilih.




5. Kadangkala mempunyai berapa banyak dumber daya tidaklah penting, kalau kamu tidak tahu cara menggunakannya, selamanya kamu tidak akan pernah merasa cukup.




6. Kadangkala orang yang mengulurkan tangannya padamu, belum tentu benar-benar ingin menolongmu.




7. Kamu selamanya nggak akan bisa memuaskan semua orang.




8. Pantang menyerah, bertahan sedikit lagi maka kamu akan berhasil!




9. Dalam hidup, kita harus dapat mencari kesukaan dalam kesulitan.




10. Kalau arahmu salah, semakin berjuang semakin tertekan!




11. Belajarlah kreatif dan inovatif!




12. Mungkin suatu hari, kamu merasa itu hari terberatmu, tapi itu mungkin saja adalah penghasilanmu yang terbesar! 


Jumat, April 3

Mari ikuti jejak Soe Hok Gie untuk belajar menjadi Pemuda yang berkualitas

Sebagai anak muda Indonesia, kamu sering kehilangan arah nggak sih saat ingin menentukan siapa yang pantas jadi panutan hidup? Tokoh-tokoh besar yang tampak bijaksana, ternyata jadi tersangka kasus korupsi. Mereka yang muda dan banyak berkeliaran di layar kaca, bercerita soal cinta yang tidak membumi. Tidak adakah pemuda Indonesia yang bisa diteladani?

Eits, jangan salah. Kita pernah punya anak muda berkualitas yang layak dijadikan role model. Dia adalah pria keturunan Cina pribumi, bernama Soe Hok Gie. Walau sudah kembali ke pangkuan Tuhan pada tahun 1969, semua yang pernah dia lakukan masih sangat relevan untuk kita contoh hari ini. Dari Gie kamu bisa belajar tentang hidup yang sebenarnya. Dia punya otak, nyali, idealisme juga kisah cinta yang tak kalah manis.

1. Gie Mengambil Jurusan Sesuai Renjana (passion) yang Gak Mainstream

                                                  Mengambil jurusan sastra di UI
Kamu baru mau kuliah? Mau ambil jurusan apa, hayo? Apakah kamu termasuk anak muda yang percaya jika jurusan yang bisa memberikan kehidupan yang baik itu hanya ada 3 di muka bumi: Kedokteran, Teknik, Hukum? Gie akan memberikan kamu pandangan baru: kamu bisa berhasil jika mengikuti panggilan hati untuk menentukan jurusan.

Gie adalah mahasiswa Universitas Indonesia, Fakultas Sastra, Jurusan Sejarah. Bahkan sampai saat ini mahasiswa Jurusan Sastra masih sering dicemooh karena dianggap akan sulit mencari pekerjaan, bukan? Kecintaan Gie pada sastra tidak bisa dipisahkan dari kehidupan keluarganya. Ayahnya, Soe Li Pit adalah seorang novelis. Ia dan kakaknya (budayawan, filsuf, dan dosen Australian National University Arief Budiman) banyak menghabiskan waktu untuk membaca di perpustakaan umum sejak mereka masih kecil.

Tjerita Dari Blora, Pramoedya

Semasa SMP, Gie sudah membaca buku langka karangan Pramoedya Ananta Toer yang berjudul “Cerita Dari Blora”. Masuk ke SMA, Gie memilih untuk konsisten menekuni jalur sastra. Ia masuk ke SMA Kolese Kanisius dengan mengambil Jurusan Sastra. Tidak peduli kakaknya masuk ke Jurusan Ilmu Alam yang lebih bergengsi.

Keberhasilan Gie menyuarakan opininya lewat berbagai esai kritis jadi bukti pentingnya menuruti panggilan hatimu. Gak usah dengerin apa kata orang kalau mereka bilang pilihan jurusanmu nggak akan bisa menghidupimu kelak. Mutiara akan tetap jadi mutiara kok, dimanapun dia diletakkan.

2. Selalu Menyatakan Keberpihakan

Terus menunjukkan keberpihakan

Gie tidak pernah memilih hidup di arena abu-abu. Ia selalu menyatakan keberpihakannya dalam setiap isu. Bahkan waktu SMP dia pernah tidak naik kelas karena berani mengungkapkan pendapatnya pada guru. Dihadapkan pada otoritas, Gie tidak menyerah. Karena merasa benar, ia memilih untuk pindah sekolah.

“Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan”

Kutipan kata-kata Gie diatas memang benar-benar jadi pedomannya selama hidup. Semasa kuliah Gie jadi aktivis yang sangat vokal untuk menentang upaya hegemoni Orde Lama. Dia menggalakkan forum diskusi dan klub film di UI. Gie pun memilih untuk menulis bagi surat kabar yang beraliran kiri.

Pandangan Gie terhadap otoritas guru

Keberanian Gie membuatnya jadi salah satu aktivis paling dicari pada masa pemerintahan Soekarno. Gie dianggap terlalu berani melawan penguasa. Bahkan ibu dan kakaknya tidak bisa memahami mengapa Gie harus segetol itu menunjukkan sikapnya yang berseberangan. Beberapa rekannya juga menjauh, karena enggan dianggap sama vokalnya. Gie tidak gentar menghadapi semua itu.

Soe Hok Gie dengan gagah menunjukkan keberaniannya. Tidak peduli apapun yang harus dihadapi, ia hanya enggan apatis. Baginya menyatakan keberpihakan adalah bentuk kebebasan hakiki dari penjajahan. Dalam hidup, seseorang memang harus memilih. Atau tidak akan menjadi apa-apa.

Aktivis mahasiswa yang vokal

“Hanya ada 2 pilihan, menjadi apatis atau mengikuti arus. Tetapi aku memilih untuk jadi manusia merdeka.“


3. Mencintai Indonesia Dengan Mengakrabi Setiap Jengkal Tanahnya

Gie (kanan), Herman Lantang dan Idhan Lubis

Gie jadi salah satu pendiri Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Universitas Indonesia. Salah satu kegiatan utama Mapala UI adalah naik gunung. Berbeda dari yang biasa dilakukan anak-anak muda sekarang, naik gunung buat foto-foto karena demam Film5 cm — naik gunung di jaman Gie itu ibarat perang.

Belum ada trek yang jelas bagi pendaki. Tim pendakian harus memotong semak belukar untuk membuka jalur. Tidak ada keril yang ringan seperti sekarang. Mereka harus membawa ransel rangka alumunium bekas pengangkut barang tentara yang kasar dan berat. Alat-alat keselamatan seperti kantung tidur, webbing dan pakaian berlapis polar juga belum ditemukan.

Dalam catatan hariannya yang kemudian dibukukan dan kita kenal sebagai “Catatan Harian Seorang Demonstran” — Gie mengutip perkataan penyair Amerika Walt Whitman untuk menjelaskan mengapa ia dan kawan-kawannya perlu naik gunung:

“Now I see the secret of the making of the best person. It is to grow in the open air and to eat and sleep with the earth”

Gie di Lembah Mandalawangi, Gunung Pangrango

Gie memang sangat mencintai alam. Dia bahkan khusus menulis sajak bagi Lembah Mandalawangi di Gunung Pangrango. Bagi Gie, tidak akan ada kecintaan yang timbul tanpa pernah menginjakkan kaki di atasnya. Slogan-slogan manis tentang cinta tanah air adalah omong kosong baginya. Kata Gie,



“Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”
Kamu yang udah traveling keliling Eropa tapi belum pernah menginjakkan kaki di Mahameru, malu gak kalau menilik apa yang sudah dilakukan Gie?

4. Elegan Menghadapi Patah Hati

Penggambaran kisah cinta Gie di film

Walau terkesan gahar sebagai aktivis yang keras menyuarakan kepentingan rakyat, ternyata Gie punya sisi manis yang tetap dekat dengan sastra. Tidak hanya pandai menulis esai opini, ia pun pandai menyusun rima dalam kata-kata. Yup, siapa sangka pria se-lakik Gie ternyata adalah seorang penyair?

Puisinya, “Sebuah Tanya” barangkali jadi salah satu potongan sajak yang paling dikenal oleh anak muda masa kini:

“apakah kau masih akan berkata



kudengar derap jantungmu



kita begitu berbeda dalam semua


kecuali dalam cinta”

Masih kurang romantis? Ayo kita baca puisi Gie yang ditulis pada tahun 1969:


“Tapi aku ingin mati di sisimu, manisku



Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya



Tentang tujuan hidup yang tak satupun setan yang tahu


…… kita tak pernah menanamkan apa-apa, kita tak ‘kan pernah kehilangan apa-apa”


Ker, “cinta lama” Soe Hok Gie


Puisi tersebut konon ditulis Gie pasca galau karena bingung bagaimana harus mengungkapkan perasaan pada Ker (Kartini Sjahrir). Kisah cinta Gie memang agak misterius. Dia dikenal banyak memiliki teman dekat wanita, namun hanya Ker lah yang membuat Gie bimbang. Pada akhirnya Gie tidak pernah mengungkapkan perasaannya pada Ker. Teman dekat Gie, Ciil (Sjahrir) yang justru menikah dengan Ker.

Gie menunjukkan bahwa tidak semua perasaan harus diungkapkan ke publik. Ia memilih menyimpan rasa yang paling privat itu untuk diri sendiri dengan menuangkannya lewat sajak.

“Yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan adalah dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan”

Pernah merasakan cinta yang dalam dan tulus sudah cukup bagi Gie. Tidak bisa mendapatkan balasan yang diharapkan juga dihadapinya dengan gagah dan tidak menye-menye. Kalau Gie masih hidup sampai era Twitter, kamu tidak akan mendapati tweet galau dari akunnya. Alih-alih nge-tweet galau, patah hati justru bisa diraciknya jadi kata-kata puitis nan manis.

5. Mati Terhormat Dengan Indah

Semeru, tempat Gie wafat

Entah ada hubungannya atau tidak dengan kematian dramatisnya di Gunung Semeru, semasa hidup Gie memang dikenal ingin mati muda. Dalam “Catatan Seorang Demonstran” Gie menunjukkan bahwa ia sepakat dengan perkataan seorang filsuf Yunani:

“Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan tersial adalah umur tua”

Gie meninggal saat mendaki puncak Mahameru, puncak tertinggi Pulau Jawa tepat sehari sebelum ulang tahunnya yang ke 27 tahun. Kematian Gie hingga saat ini belum bisa ditentukan secara pasti penyebabnya.

Memorial Soe Hok Gie di Mahameru

Ada yang mengatakan bahwa Gie meninggal karena menghirup zat beracun dari kawah Jonggring Saloka, Semeru. Ada pula yang berpendapat bahwa kematian Gie memang telah direncanakan. Agar ia tak lagi merecoki pemerintahan Soekarno dengan kritik pedasnya.

Gie memang sudah pergi. Namun semangat dan perjuangannya akan terus terkenang di hati. Gie adalah bukti bahwa Indonesia pernah punya anak muda yang gigih memperjuangkan keyakinan dan mimpi. Dibalik carut marut negeri, ibu pertiwi pernah melahirkan pria sebaik Soe Hok Gie. Bukan tak mungkin Gie-Gie lain akan segera lahir kembali, dari kita.

“Selamat jalan, Gie. Cita-citamu untuk mati muda telah tercapai. Berbahagialah, dalam ketiadaanmu.”

Artikel ini ditulis dengan menggunakan buku "Catatan Seorang Demonstran""Soe Hok Gie: Sekali Lagi" sebagai referensi.

Sabtu, Desember 13

Apa Tujuan Sistem Pendidikan Di Indonesia?



Assalamu’alaikum wr.wb.,
Yang saya dengar dari siswa, kurang lebih seperti ini kehidupan untuk anak kelas 3 SMA sekarang (di Jakarta).

Wajib masuk sekolah jam 6.30 pagi. Belajar sepanjang hari. Dalam waktu 8 bulan akan ada UN, jadi sekolah kasih materi tambahan. Baru bisa pulang jam 4.30. Selalu macet. Harus langsung berangkat ke Bimbel, karena takut kalau tidak ikut Bimbel tidak bisa lulus UN dan harus mengulang satu tahun. Selesai Bimbel jam 8.30 malam. Pulang ke rumah. Sudah jam 9 malam. Belum makan malam, belum mandi, belum shalat, dan masih harus kerjakan PR untuk 3-4 jam per malam (termasuk untuk pelajaran yang tidak diinginkan).

Selalu tidur di atas jam 12 malam (kecuali ketiduran karena capek), dan selalu telat bangun untuk shalat subuh. Bangun buru2, shalat buru2, mandi2 buru, tidak ada waktu untuk sarapan, ngebut ke sekolah (karena kalau telat, tidak boleh masuk tanpa panggil orang tua ke sekolah). Lebih baik ambil risiko senggolan atau tabrakanan dengan orang lain di jalan, lalu kabur, daripada bersikap sikap hati2. Kalau senggolan atau tabrakan dan berhenti untuk tanggung jawab di jalan tapi sampai sekolah telat, akan dilarang masuk. Buat apa berhati-hati dan tanggung jawab di jalan? Rugi!

Setiap hari yang dirasakan adalah stres, stres, dan stres lagi. Hanya ada pilihan IPA atau IPS, jadi kalau sudah masuk IPA karena punya niat ikuti satu karir (yang butuh 1-2 pelajaran IPA) tetap dipaksakan belajar Kimia, Fisika, Bahasa Mandarin dan lain2, padahal tidak dibutuhkan, tidak disenangi, dan tidak bermanfaat untuk karir yang sudah menjadi pilihan. Lalu ada PR dan ulangan yang banyak untuk 18 mata pelajaran itu (yang kebanyakan tidak diinginkan).

Dan sekarang, mau diwajibkan belajar hari Sabtu juga? Serius? Kalau dalam waktu beberapa bulan ke depan, muncul fenomena sekian banyak siswa SMA kelas 3 bunuh diri, atau masuk rumah sakit jiwa, atau harus ditangani psikiater karena mengalami depresi, atau ada peningkatan frekuensi tawuran dan tindakan anarkis, SIAPA yang kira-kira mau tanggung jawab? Guru tidak. Orang tua tidak. Dinas pendidikan tidak. Kemdikbud tidak. Presiden tidak. Jadi siapa? Perlu berapa anak bunuh diri sebelum 100 juta orang tua dan 3 juta guru mau bersatu untuk mengatakan “SISTEM PENDIDIKAN SEPERTI INI TIDAK BAIK DAN TIDAK ADIL!!”

Saya ingat waktu dulu sekolah di Selandia Baru, dan mengajar di Australia. Masuk sekolah jam 8:50 pagi, belajar sampai jam 12. Istirahat 1 jam penuh. Masuk jam 1 sampai jam 3:10, dan pulang. Tidak ada anak di seluruh sekolah yang ikut Bimbel. PR dibatasi dan tidak boleh melebihi sekian menit per kelas, atau sekian jam secara keseluruhan. Guru diajarkan untuk tidak memberikan banyak PR (kalau tidak penting sekali).

Dan sudah terbukti dari riset bahwa untuk anak yang dikasih PR setiap malam, maka bedanya dalam ujian hanya 1-3% saja. Artinya, kalau anak dipaksakan mengerjakan PR selama 2-3 jam per malam, selama 3 tahun atau lebih, maka hasilnya adalah nilai akhir mereka hanya 1-3% lebih tinggi daripada anak yang tidak dikasih PR atau dikasih PR yang ringan dan minimal. Jadi buat apa dikerjakan terus?

Dan di sekolah Selandia Baru dan Australia, mata pelajaran untuk SMA kelas 3 bukan 18, tetapi 5 atau 6 (dan boleh juga yang mimimal 4 saja). Selain matematika dan bahasa Inggris, semuanya adalah pilihan siswa, sesuai dengan rencana karirnya nanti. (Bebas pilih pelajaran sudah dimulai dari SMP, dan diteruskan lagi di kelas 1-3 di SMA.)

Kapan anak Indonesia akan dapat sistem pendidikan berkualitas? Kapan bisa diselamatkan dari stress dan horror yang dirasakan setiap hari ketika berangkat sekolah, dan pulang dari Bimbel untuk menghadapi 3 jam PR? Kapan 100 juta orang tua dan 3 juta guru bisa BERSATU dan mengatakan anak Indonesia patut mendapatkan yang lebih baik?

Semoga kebijakan masuk sekolah pada hari Sabtu segera dibatalkan, dan semoga UN pada tahun ini juga dihapus untuk selama2nya. Dan semoga guru bisa memberikan pelajaran yang bermutu di kelas sehingga tidak ada siswa yang perlu ikut Bimbel lagi (kecuali sangat dibutuhkan oleh siswa tertentu). Dan semoga semua siswa bisa dapat waktu kosong yang banyak untuk belajar menemukan BAKAT yang Allah berikan kepada mereka untuk dikembangkan sebagai orang dewasa yang bermanfaat untuk masa depan umat, bangsa dan negara.

Apa para orang tua, guru dan siswa bisa bersatu untuk mencapai tujuan itu?

Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

Minggu, November 16

Mari Belajar Seni Kehidupan dari Jalan Raya


Lupakan; Suku, Ras, Agama, Gender, Status sosial, dsb. ketika membaca thread ini! Saatnya lepas 'embel-embel' dan 'cara berpikir' anda, karena ini saatnya kita belajar memaknai seni kehidupan dari perspektif jalan raya. 

Perspektif, wikipedia :
  • Perspektif (visual), bagaimana benda terlihat di mata berdasarkan atribut spasial
  • Perspektif (grafis), representasi perspektif visual pada gambar
  • Perspektif (kognitif), sudut pandang manusia dalam memilih opini, kepercayaan, dan lain-lain
  • Perspektif (geometri), sifat segitiga dalam matematika
1.

Coba lihat gambar diatas. Adakah ujung jalan disana?
Tidak akan ada! Kenapa?
Ujung dari sebuah jalan hanya ada di Lepas Pantai, Tanjung, dsb. karena itu adalah batas dari daratan dan lautan. 
Jikapun ada, itu bukanlah 'ujung jalan', melainkan 'jalan buntu'
Jadi selama kita/kendaraan kita bergerak maju, tidak akan kita temukan ujung jalan kecuali sampai di batas antara darat & laut.

Lalu, pernahkah agan dan aganwati sekalian bertemu dengan 'Akhir Kehidupan?' 
Pasti tidak! Kenapa?
Akhir kehidupan hanya agan  dan aganwati temui ketika titik nafas terakhir, itulah Kematian.
Jikalau agan dan aganwati bertemu sesuatu yang dianggap 'titik akhir' hidup agan dan aganwati (Sakit keras, PHK, Putus Cinta, dsb.) 
Percayalah, itu bukan akhir dari hidup agan dan aganwati. Masih akan ada hari esok untuk agan berbuat baik dan memperbaiki kesalahan di masa lalu. 
Selama kita masih bisa bernafas, lakukan hal terbaik yang kita bisa. Kita tidak pernah tahu kapan akhir dari 'jalan hidup' kita selama di dunia.

2.


Apa yang agan dan aganwati lakukan ketika telah sampai di tempat tujuan?
Setiap manusia, punya tujuan sendiri ketika memutuskan untuk keluar rumah dan sampai di jalan raya
Ada yang berpanas-panas dijalan agar bisa sampai di rumah mertua
Ada pula yang rela memacu kendaraan dengan cepat agar sampai di kantor 
Dan, ada juga yang rela naik angkot agar bisa kuliah tepat waktu
Lalu apa yang agan dan aganwati lakukan ketika telah sampai di tempat tujuan?
(Kantor, Kampus, Rumah, Dsb.)
Yang kita lakukan adalah menikmati sesaat tempat tujuan yang telah dicapai, sebelum akhirnya kembali melakukan 'perjalanan' lainnya. 

Kita hubungkan dengan kehidupan
Pernahkah agan dan aganwati merasa senang bukan main ketika telah mencapai target yang ingin dituju?
Agan dan aganwati mati-matian belajar agar lulus SMA
Kemudian mempersiapkan diri menuju Universitas
Lalu pada akhirnya berjuang untuk mendapat pekerjaan
Ketika satu tujuan telah tercapai, bukan main rasanya. Senang, Bangga, Terkejut, semua jadi satu
Nikmatilah saat-saat bahagia ketika tujuan berhasil tercapai, sebelum akhirnya beranjak menuju tujuan lainnya.

3.


Tidak selamanya jalan itu mulus, kadangkala langkah kita terhenti akibat banyak hal
Mungkin itu masalah ban yang bocor
Atau mesin mobil agan dan aganwati yang rusak
Hingga jalan berlubang yang membuat macet
Lalu jika begitu apa yang harus diperbuat?
Perbaiki yang rusak, pompa ban yang kempes, dan 
berdoalah jalan yang rusak tadi diperbaiki esok hari
Karena tidak satupun kerikil yang akan membuat kita berhenti berjalan.

Begitupun ketika agan dan aganwati mencoba mencapai tujuan hidup, 
tidak selamanya 'perjalanan' itu akan selalu mulus.
Mungkin saja bertemu bos yang galak
Atau orangtua yang menghalangi kehendak agan dan aganwati
Bisa juga karena persaingan yang berat
Maka itu apa yang harus diperbuat?
Berusaha agar semua hal yang agan dan aganwati lakukan berhasil dengan baik
Berdoa dan bertawakal, karena sekeras apapun agan dan aganwati berusaha, tetaplah tuhan yang menentukan
Meskipun langkah terasa berat, keringat banyak terkuras, Capeknya tidak tertahan. Tapi semua akan terasa indah ketika impian dan cita-cita telah berhasil di realisasi kan.


4.


Secepat apa kita berjalan dan melaju?
Ada begitu banyak kendaraan yang melaju di belakang agan dan aganwati
Lalu kenapa masih saja ada kendaraan di depan agan dan aganwati? 
Bukankah agan yang paling cepat berjalan?
Kembali ke point 1; karena jalan tidak pernah ada ujungnya
Secepat apapun kendaraan kita pacu, 
sebanyak apapun kendaraan yang telah agan dan aganwati lewati
Tetap akan ada kendaraan yang lain menunggu di depan jalan
Agan dan aganwati tidak akan pernah menjadi nomor satu di jalanan, kecuali di lintasan balap
Yang bisa agan dan aganwati lakukan hanya tentukan arah tujuan dan tiba paling cepat disana, 
baru kita bisa disebut 'si nomor satu'

Sehebat apapun agan dan aganwati mengemudi, sebanyak apapun kendaraan telah dilewati, tetap akan percuma ketika agan tidak punya tujuan yang pasti.



Setiap manusia ingin meraih sukses
Tapi, tidak semua tahu cara meraih sukses
Maka secepat apapun kita melangkah, secepat apapun kita mengambil keputusan
Tidak akan pernah ada hasilnya saat tujuan kita sendiri belum jelas
Maka dari saat ini juga, buat detail kesuksesan yang akan agan dan aganwati capai
Di bidang apa? Dengan cara apa? Berteman dengan siapa?
Karena saat agan dan aganwati telah mencapai 'tujuan' tersebut, artinya tujuan agan telah tercapai. Dan sudah saatnya menggapai 'tujuan' lainnya (Kembali ke point 2) 


5.



Dengan siapa kita akan berjalan?
Entah teman baik yang agan dan aganwati kenal sejak SMA
Atau ibu mertua yang sudah lama tidak agan dan aganwati temui
Siapapun itu, hanya satu yang perlu agan dan aganwati lakukan
Berbuat baik padanya, Perlakukan seolah-olah ia adalah bagian dari diri agan dan aganwati, 
Hormati dan sopan padanya
Kecuali agan dan aganwati ingin ia melompat dari kendaraan agan dan menumpang 
kendaraan lain yang kebetulan lewat
Tidak akan ada orang yang betah berlama-lama menaiki kendaraan agan dan aganwati, 
kecuali agan dan aganwati bersikap baik dan sopan.

Hingga detik ini, siapa orang yang paling sering bersama agan dan aganwati?
Bisa saja orangtua agan dan aganwati yang masih lengkap
Atau juga pacar yang mulai dipertanyakan kesetiaannya
Sama seperti ketika menjaga sikap dalam kendaraan, 
menjaga sikap dalam pergaulan juga teramat penting 
Siapa yang akan mengantarkan agan dan aganwati meraih kesuksesan, kecuali orang terdekat agan dan aganwati? 
Dan tugas agan dan aganwati adalah menjaganya agar ia betah terus bersama agan dan aganwati.

6.


Yang terjatuh belajar bangkit
Suatu ketika kendaraan yang agan dan aganwati gunakan menabrak pagar
Disaat yang lain sebuah motor terjatuh akibat jalan licin
Ada sebuah pelajaran yang didapat oleh orang-orang yang mengalami kejadian tersebut
Yaitu bagaimana cara berkendara yang benar, 
juga belajar untuk tidak berkendara saat kondisi tidak tepat
Karena hanya keledai yang mau terjatuh di lubang yang sama.

Apa yang kita pelajari ketika gagal meraih sukses?
Contohnya ketika tahun lalu agan dan aganwati gagal masuk universitas 
Juga disaat pacar yang agan dan aganwati sayangi meninggalkan agan
Disanalah hikmah dapat dipetik
Yaitu bagaimana caranya agar kegagalan tidak lagi menghampiri
Agan dan aganwati juga belajar bagaimana cara untuk bangkit dari keterpurukan
Karena dalam hati agan dan aganwati hanya perlu yakin, bahwa kegagalan adalah langkah awal menuju kesuksesan.


Terakhir.

Saran mimin :

Hidup adalah kumpulan detik yang terus menerus berakumulasi. 
Begitu banyak orang yang merelakan tiap detiknya terbuang
Hingga akhirnya tanpa sadar detik yang telah terbuang makin bertambah jumlahnya hingga hitungan hari, bulan dan tahun.
Jangan sia-sia kan tiap detik agan dan aganwati yang berharga
Berbuatlah yang terbaik guna memaksimalkan detik-detik tersebut

Selasa, November 4

Gambar Motivasi Mario Teguh

Yang suka langsung save aja. OK

























































































Postingan Lama Beranda